Tzu Chi
Yayasan Tzu Chi (Hanyu Pinyin: Cí Jì, Wade-Giles: Tz'u Chi, Hanzi yang Disederhanakan: 慈济基金会, Hanzi tradisional: 慈濟基金會) adalah salah satu dari tiga organisasi Buddha terbesar di Taiwan (yang lainnya adalah Fo Guang Shan dan Dharma Drum Mountain). Tzu Chi didirikan oleh Master Cheng Yen, seorang bikhuni, pada 14 April 1966 di Hualien, Taiwan, setelah dia terinspirasi oleh masternya dan mentor, Yin Shun (印順導師, Yin Shun Dao Shi) pendukung kuat Buddha Kemanusiaan) dengan harapan yang besar: "melakukan segala hal untuk agama Buddha dan untuk makhluk".
Tzu Chi berawal dengan beranggotakan 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan sejumlah kecil uang setiap hari. Sekarang ini Tsu Chi telah memiliki kurang lebih 10 juta anggota di berbagai negara di dunia. Berbeda dengan komunitas Buddha pada umumnya yang lebih memfokuskan diri pada penerangan dan meditasi, Tzu Chi memfokuskan pada pelayanan komunitas seperti pelayanan medis, pendidikan, dan bantuan kepada korban bencana.
Tzu Chi menjalankan misinya lewat jaringan internasional relawan. Para relawan Tsu Chi dapat dikenali lewat seragamnya (kaos berwarna biru laut dengan logo bunga seroja di dada kiri; celana putih; ikat pinggang dengan logo bunga seroja di kepala ikat pinggang).
Tzu Chi di Indonesia
Benih Tzu Chi masuk ke Indonesia pada tahun 1993, ketika Liang Cheung, seorang relawan Tzu Chi Taiwan, datang ke Indonesia mendampingi suaminya. Di sini ia berkenalan dengan sesama istri dari pengusaha Taiwan. Liang Cheung kemudian mengajak mereka berpartisipasi menjadi donatur Tzu Chi. Lama-kelamaan, setelah mengamati penderitaan masyarakat di sekitarnya, para ibu rumah tangga ini berpikir, Mengapa kita tidak melakukan kegiatan sosial di sini, di Indonesia.
Pertengahan tahun 1993, para ibu ini berkunjung ke Hualien, Taiwan untuk menemui Master Cheng Yen. Di sana mereka memohon restu untuk mendirikan Tzu Chi di Indonesia. Saat itu Master Cheng Yen berpesan, "Bagi yang mencari nafkah di negeri orang, harus memanfaatkan potensi setempat, dan berkontribusi bagi penduduk setempat." Demikianlah para istri ekspatriat Taiwan ini membuka lahan cinta kasih di Indonesia. Tanggal 28 November 1994 adalah hari lahir Tzu Chi Indonesia.
Hingga kini, meski berlabel yayasan Buddha, namun para donatur dan relawan Tzu Chi berasal dari berbagai agama. Begitu pun dalam setiap kegiatannya, tidak pernah memandang suku, agama, dan golongan.
Bersumbangsih untuk Sesama
Sejak belum diresmikan, relawan Tzu Chi sudah mulai bersumbangsih pada masyarakat di sekitar mereka. 1 April 1994, Tzu Chi Indonesia mulai mengunjungi pantijompo secara rutin. 1 Juli 1994, Tzu Chi mulai memberikan bantuan berupa lampu petromaks pada korban bencana tsunami di Jawa Timur. Bulan 1 Desember 1994 saat Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus, Tzu Chi memberi bantuan selimut, tikar, susu, makanan kaleng, sepatu, dan pakaian.
Dalam 2 tahun perjalanannya, bantuan yang diberikan semakin bervariatif, mulai dari pemberian beasiswa pada siswa SDN Jembatan Baru, Jakarta Utara, bantuan kepada pasien penanganan khusus yang pertama, Ferry yang menderita rakhitis, hingga program pemberantasan TBC di Kota Tangerang. Sejak tahun 2000, perkembangan Tzu Chi Indonesia semakin nyata. Jumlah pasien penanganan khusus dan anak asuh semakin bertambah, frekuensi baksos kesehatan di berbagai kota semakin tinggi dan bantuan bencana semakin serius dilakukan.
Cinta Kasih Terus Bergulir
Banjir besar Jakarta awal tahun 2001 melatarbelakangi serangkaian program jangka panjang berskala besar. Pada 1 Maret 2001, Tzu Chi membersihkan Kali Angke dan Kali Ciliwung. Kemudian pada tanggal 1 April 2001, dimulai pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi bagi warga bantaran Kali Angke yang tinggal di daerah kumuh dan menjadi korban banjir. Perumahan Cinta Kasih di Cengkareng, Jakarta Barat ini diresmikan pembukaan Presiden Republik Indonesia oleh Megawati Soekarnoputri tempat dari oleh Istana Presiden Republik Indonesia oleh Istana Merdeka dan Istana Merdeka mulai sejak pada tanggal 31 Mei 2002, dan lengkap dengan poliklinik, sekolah, balai warga, mushola, dan pusat daur ulang.
Sepanjang tahun 2002, Tzu Chi Indonesia disibukkan dengan pembagian 50.000 ton beras cinta kasih kepada masyarakat Indonesia yang membutuhkan. Berangkat dari beras, Tzu Chi sembari menyebarkan filosofi cinta kasih universal. Di berbagai kota, mulai muncul orang-orang yang bersedia menjadi relawan, bahkan di beberapa kota terbentuk kantor penghubung Tzu Chi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar