Selasa, 09 Juli 2013

Sidapaksa dan Dewi Sritanjung

Sritanjung gaya Surakarta

Dewi Sritanjung puteri Nakula. Seorang Pandawa. dan Sidapaksa, putera Sadewa, adik ayah Sritanjung. Keduanya terpisah ketika Perang Baratayuda. Keduanya sampai kini tidak saling mengetahui keberadaan mereka.

Sidapaksa meninggalkan Bumiretawu menuju Istana Astina. Ia mengetahui kalau keluarga Pandawa telah tinggal di Istana Astina, menyusul kemenangan Pandawa setelah Perang Baratayudha. Kehadiran Sidapaksa sangat menggembirakan bagi Prabu Parikesit, Karena negeri Astina adalah sebu ah negara baru setelah perang. Sejak Parikesit menjadi raja, banyak serangan dari luar yang mencoba nenaklukan kerajaan Astina. Untung Astina memiliki Suryakaca, Danurwenda dan, Sanga-sanga serta tokoh tokoh putera putra uwa Utara dan Wratsangka, yang semuanya bisa diandalkan.

Sementara itu, Sritanjung, yang berangkat ke Astina, di tengah perjalanan bertemu dengan pasukan raksasa goa Barong, Ia dijadikan sandera oleh pasukan Goa Barong, untuk menyerang Astina. Sesampai di Astina terjadilah peperangan. Pasukan Astina mati matian mempertahankan negerinya. Untungkah pertempuran apat dihentikan setelah raja Goa Barong tewas oleh Sidapaksa, sedangkan Dewi Sritanjung terselamatkan dari tangan Pasukan Goa Barong.

Setelah mereka dapat bertemu, keduanya pergi kerumah eyang Sritanjung yang juga merupakan eyang Sidapaksa, karena ibu Srutanjung dan Sidapaksa adalah kakak beradik, Dewi Srengganawati ibu Sritanjung dan ibu Srengginiwati ibu Sidapaksa, yang kedua duanya putera Eyang Badawanganala. Hubungan mereka direstui, dan mereka pun dinikahkan, Setelah beberapa hari tinggal di rumah eyangnya, keduanya berpamitan untuk mencari pekerjaan di negeri Sinduraja,

Sinduraja, adalah sebuah kerajaan kecil, namun makmur, Sedangkan raja yang bertahta adalah Prabu Silakrama (baca Silah krama). Setelah sampai ke istana Sinduraja, keduanya tanpa kesulitan diterima dengan senang hati, Bahkan mereka di berikan sebuah puri yang terlepas dari istana. Senang keduanya menerima fasilitas itu. Sidapaksa juga dijanjikan aaaaakan diangkat menjadi patih Kerajaan Sinduraja, Apakah memang demikian  isi hati sebenarnya sang Prabu kepada keduanya. Tidak. Itu hanya unyuk mengelabuhi keduanya, atau khususnya Sidapaksa, Sang Prabu sebenarnya ingin Sidapaksa nati, sehingga ia dapat mengawini Sritanjung.

Sampai pada suatu hari, sang prabu, memerintahkan Sidapaksa pergi ke perbatasan untuk menumpas pemberontakan. Raja ternyata telah menyiapkan jebakan untuk kematian Sidapaksa.  Ia dibekali sebuah surat ke negeri adiknya, Ratu Selokadomas. Sebelumnya Prabu Silakrama, pernah memberitahu pada adiknya,agar Sidapaksa, akan disuruh ketempat adiknya, dan meminta agar nanti Sidapaksa, pembawa surat ini langsung di bunuh saja.

Untunglah Sidapaksa singgah di padepokan kakak eyang Badawanganala, yaitu kakak perempuan eyang Badawanganala, bernama  eyang Badawangsih, yang tinggal di padepokan Jambesinigar Eyang ini curiga pada bawaan Sidapaksa. Sehingga ketika Sidapaksa sudah tertidur, Eyang Badawangsih membuka bawaan Sidapaksa. Ia menemukan sepucuk surat yang mencurigakan. Yang ternyata ada surat raja Sinduraja, maka  diambilnya. Kemudian diterawangnya, Tanpa membuka sampul surat,  eyang Badawangsih, bisa membaca surat itu, yang isinya, agar adik perempuannya, yang bernama dewi Salokadomas, ditugaskan untuk membunuh sidapaksa, Eyang pertapa itupun, bersemadi. Dengan kesaktiannya sang pertapa bisa nerubah isi surat tersebut, tanpa membuka sampul surat. Keesokan harinya berangkatlah Sidapaksa kenegeri Cemarakembar, menemui ratu Salokadomas, adik Prabu Silakrama.Sesampai diistana adik Pabu Silakra ma,yaitu Salokadomas  ketika melihat tamunya,merasa  bergairah melihat ketampanan Sidapaksa. Namun maksud tujuan kakanya menyuruh ketempatnya, sudah tahu sebelumnya ia diberitahu tentang rencana pembunuhan itu. Ia  menyayangkan  pria tampan itu, mengapa harus dibunuh.

Rencananya ia akan menunda pembunuhan ini. Salokadomas sementara ini tidak akan membunuhnya dulu, ia ingin bersenang senang dulu dengan Sidapaksa barang dua tiga hari, baru setelah itu dibunuhnya. Pembunuhan direncanakan  dengan memasukkan racun di jamuan makannya.

Sidapaksa memberikan surat Prabu Silakrama, kepada dewi Salokadomas. Betapa terkejut Ratu Salokadomas ketika membaca isi surat itu. Ternyata isi suratnya lain dari perkiraannya. Mengapa justru surat itu memerintahkan  agar adiknya mengambilkan pusaka Prabu Silakrama yang sudah lama dititipkannya, padahal  pusaka itu merupakan pusaka  yang menentukan hidup matinya Prabu Silakrama..

Adiknya jadi ragu jangan jangan surat itu palsu. Namun setelah melihat huruf demi hurufnya, yakinlah kalau surat ini asli tulisan kakaknya, lagi pula ada cap cincin stempel kerajaan. Karena ia sudah percaya sutat itu asli, maka isi surat kakaknya, Prabu Silakrama, segera dipenuhi. Dewi Salokadokas juga lupa rencananya berbuat mesum pada Sidapaksa.

Pusaka keris Nagaraja diberikannya pada Sidapaksa.

Sementara itu di puri kediaman Sritanjung dan Sidapaksa, dewi Sritanjung kedatangan prabu Silakrama.

Silakrama minta agar Sritanjung nelayani hasrat hawa nafsu prabu Silakrama yang sudah memuncak, Sritanjung tidak menanggapi, malah lari masuk dalam ruang kerja Sidapaksa dan menguncinya.

Prabu Silakrama kecewa dengan kegagalannya. Ia mengancam,akan memberi tahu Sidapaksa suaminya. Ia akan berkata kalau Sritanjung berbuat nista, dengan menangis nangis minta agar dirinya, Prabu Silakrama melayaninya, karena Sritanjung tak puas dengan suaminya,

Sritanjung tidak takut ancaman rajanya, ia bertekad lebih baik mempertahankan kesucian dirinya pada suaminya. Kalau memang dewa menentukan garis kematiannya ia siap menghadapinya,

Prabu Silakrama masygul hatinya, ia ternyata ketakutan juga kalau perbuatannya diketahui Sidapaksa.

Maka ia memerintahkan, agar disetiap penjuru jalan menuju puri Sidapaksa dijaga. Jangan sampai SIdapaksa pulang ke puri, nanti kedahuluan istrinya memberi tahu apa yang baru terjadi. Betul juga, Sidapaksa ditemukan sedang menuju ke purinya. Seorang prajurit mendatangi dan pergi membawanya menghadap raja. Sidapaksa bertanya dalam hatinya ada apa gerangan yang terjadi, mengapa ia dicegat dijalan.

Sesampai menghadap raja, Sidapaksa diberi tahu mengenai istrinya, Sritanjung, yang nagis nangis datang ke istana, agar dilayaninya. Karena menurut dewi Srutanjung Sidapaksa seorang laki laki tetapi tidak bisa memuaskan istrinya. 

Mendengar itu SIdapaksa bagai tersambar geledeg,menjadi marah. ia merasa dihina oleh Sritanjung.Oleh karena itu Prabu Silakrama memberikan keris ligan. Keris ligan adalah keris yang dikeluarkan dari wrangka nya kepada Sidapaksa.

Raja memberikan keris ligan, maksudnya supaya  Sidapaksa membunuh Sritanjung. Sidapaksa bagaikan kerbau dicotok hidung, membawa keris ligan ke puri untuk menjumpai istrinya.


Sesampai di puri, Sidapaksa tidak terlihat istrinya. Sidapaksa mulai berteriak teriak. Mendengar suara suaminya. Sritanjung segera keluar dari kamar persembunyiannya. Sidapaksa langsung menyeret istrinya keluar dari kamarnya. Sidapaksa menuduh kalau Sritanjung telah berselingkuh dengan prabu Silakrama.

Sritanjung merncoba menerangkan apa  yang telah terjadi sebenarnya. Namun Sidapaksa sudah tidak mau mendengar suara istrinya. Ia lebih percaya omongan rajanya daripada istrinya sendiri. Akhirnya istri rela di bunuh oleh suaminya. Namun tidak di puri. Ia ingin mati disungai. Sesampai di tepi sungai, Sritanjung berkata ia telah mempertahankan kesucian pada suaninya, tetepi suaminya tidak  mau percaya.bahkan mau membunuh nya.

Namun sebelumnya  ia akan mebuktikan bahwa ia tidak bersalah. Andaikata ia nanti dibunuh akan mengeluarkan bau yang wangi pertanda ia tak salah. Tetapi kalau amis, maka ia yang salah. Sidapaksa bagaikan orang yang sudah gila tertawa terbahak bahak, katanya tidak mungkin  ada darah bisa wangi, palimg bacin amis. dengan tidak menunggu lama lama, Sidapaksa menghunjamkan keris ligan pemberian rajanya kedada istrinya. tubuh istrinya jatuh kedalam sungai, dan terbawa hanyut terbawa arus sungai yang bening airnya. Air tempat jatuhnya tubuh istrinya, menjadi memerah. Sidapaksa terkejut ketila ia mencium bau yang semerbak mewangi. Sidapaksa akhirnya tahulah, kalau Sitanjung tidak bersalah, sayang sudah terlambat, ia seorang suami yang jahat, tidak bisa melindungi istrinya, malahan ia tega membunuhnya. Ia mennangisi istrinya sepanjang siang dan malam.Keesokan harinya, Sidapaksa kembali ke istana raja. Ia menghadap raja Silakrama.

Sidapaksa menyerahkan kembali kepada rajanya, keris ligan yang diberikan kemarin, tetapi bukan diberikan ketangan rajanya, keris itu ditusukkan kedada Prabu Silakrama. Prabu Silakrama tewas. Namun setelah jatuh menyentuh tanah, ia hidup lagi. Prabu Slakrama pun hidup lagi, kini ia ganti menyerang  Sidapasksa. Sidapaksa keluar istana, rajanya pun mengejarnya. Terjadilah perkelahian hebat antara keduanya. Berkali kali raja tewas tapi kemudian hidup lagi.
Sidapaksa menjadi demetar ketika musuhnya sangat sakti. Tiba tiba iangat keris pemberian Ratu Selokadomas.

Segera pusaka diambil. Di acungkannya ke hadapan Prabu Silakrama. melihat keris itu ada ditangan Sidapaksa, Silakrama tampak ketakutan melihat itu, ia meminta Sidapeksa  mengembalikan keris itu kepadanya.

Maka terjadilah perebutan pusaka, namun Silakrama  tewas, tertikam keris. Tubuhnya  menjadi hangus terbakar dan musnah.

Kembali Sidapaksa menyesali dirinya yang tega membunuh istri yang setia pada suami.  Dewi Sritanjung istri paling setia. Ia mau mempertahankan kesucian nya demi kesetiaan pada suaminya. Namun mengapa ia malah membunuh nya. Kini  Ia bingung mau pergi kemanakah ia kemanakah ia akan pergi, kembali ke Bumiretawu tempat ibunda Sidapaksa,takut ibunya pingsan,  Atau ke Pertapaan Gisiksamodra tempat eyang badawanganala. Pasti mereka akan menanyakan kemana Sritanjung.

Akhirnya sidapaksa ke istana Astina menemui prabu Parikesit. Ternyata Prabu Parikesit juga menanyakan kemana perginya bibi Sritanjung. Sidapaksa terpaksa menceritakan apa yang telah terjadi pada mereka.

Tiba tiba saja, Parikesit meminta pamannya Sidapaksa, malam itu juga pergi dari Astina. Pamanda Sidapaksa  akan diterima kembali asalkan  bisa membawa bibi Sritanjung ke Astina dalam keadaan hidup.

Dengan ke putus asaan yang luar biasa, pergilah pamanda Sidapaksa entah kemana. Ia sendiri tidak tahu kemana  harus pergi. Para pembaca apa sebaiknya cerrita ini sampai disini, dengan keputus asaan dan penyesalan Sidapaksa, atau diteruskan lagi, agar Sidapaksa berkesempatan hidup bersama lagi dengan istrinya, Sritanjung,***


Sebenarnya masih ada beberapa wanita lain yang memberikan pengorbanan dan kesetyaan pada suami,seperti:

Dewi Sinta yang membakar diri, demi suami tercinta, namun suami juga belum  percaya atas kesucian dirinya,dan diulang dengan sumpah bumi, bumi akan menelannya kalau  dirinya masih suci, dan bumi pun menerima sumpah Dewi Sinta.Dewi Sunta pun ditelan bumi. Dewi Pujawati, Dewi Surtikanti dan juga Dewi Madrim, Dewi Siti Sendari serta wanita wanita yang lain yang rela berkorban demi kesetiaaan mereka pada para suaminya, dengan membakar diri di  dalam kobaran api yang sedang membakar jasad suaminya. Sedangkan dewi Arimbi membakar diri ketika puteranya, Raden Gatutkaca serta adik adik Dewi Arimbi tewas dalam perang Baratayudha..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar