Sritanjung gaya Surakarta
Dewi Sritanjung
puteri Nakula. Seorang Pandawa. dan Sidapaksa, putera Sadewa, adik ayah
Sritanjung. Keduanya terpisah ketika Perang Baratayuda. Keduanya sampai
kini tidak saling mengetahui keberadaan mereka.
Sidapaksa meninggalkan Bumiretawu menuju Istana Astina. Ia mengetahui kalau keluarga Pandawa telah tinggal di Istana Astina,
menyusul kemenangan Pandawa setelah Perang Baratayudha. Kehadiran
Sidapaksa sangat menggembirakan bagi Prabu Parikesit, Karena negeri
Astina adalah sebu ah negara baru setelah perang. Sejak Parikesit menjadi
raja, banyak serangan dari luar yang mencoba nenaklukan kerajaan
Astina. Untung Astina memiliki Suryakaca, Danurwenda dan, Sanga-sanga
serta tokoh tokoh putera putra uwa Utara dan Wratsangka, yang semuanya
bisa diandalkan.
Sementara itu,
Sritanjung, yang berangkat ke Astina, di tengah perjalanan bertemu
dengan pasukan raksasa goa Barong, Ia dijadikan sandera oleh pasukan Goa
Barong, untuk menyerang Astina. Sesampai di Astina terjadilah
peperangan. Pasukan Astina mati matian mempertahankan negerinya.
Untungkah pertempuran apat dihentikan setelah raja Goa Barong tewas oleh
Sidapaksa, sedangkan Dewi Sritanjung terselamatkan dari tangan Pasukan
Goa Barong.
Setelah mereka dapat bertemu, keduanya pergi kerumah eyang Sritanjung yang juga merupakan eyang Sidapaksa, karena ibu Srutanjung dan Sidapaksa adalah kakak beradik, Dewi Srengganawati ibu Sritanjung dan ibu Srengginiwati ibu Sidapaksa, yang kedua duanya putera Eyang Badawanganala. Hubungan mereka direstui, dan mereka pun dinikahkan, Setelah beberapa hari tinggal di rumah eyangnya, keduanya berpamitan untuk mencari pekerjaan di negeri Sinduraja,
Sinduraja,
adalah sebuah kerajaan kecil, namun makmur, Sedangkan raja yang bertahta
adalah Prabu Silakrama (baca Silah krama). Setelah sampai ke istana
Sinduraja, keduanya tanpa kesulitan diterima dengan senang hati, Bahkan
mereka di berikan sebuah puri yang terlepas dari istana. Senang keduanya
menerima fasilitas itu. Sidapaksa juga dijanjikan aaaaakan diangkat
menjadi patih Kerajaan Sinduraja, Apakah memang demikian isi hati
sebenarnya sang Prabu kepada keduanya. Tidak. Itu hanya unyuk
mengelabuhi keduanya, atau khususnya Sidapaksa, Sang Prabu sebenarnya
ingin Sidapaksa nati, sehingga ia dapat mengawini Sritanjung.
Sampai pada
suatu hari, sang prabu, memerintahkan Sidapaksa pergi ke perbatasan
untuk menumpas pemberontakan. Raja ternyata telah menyiapkan jebakan
untuk kematian Sidapaksa. Ia dibekali sebuah surat ke negeri adiknya,
Ratu Selokadomas. Sebelumnya Prabu Silakrama, pernah memberitahu pada
adiknya,agar Sidapaksa, akan disuruh ketempat adiknya, dan meminta agar
nanti Sidapaksa, pembawa surat ini langsung di bunuh saja.
Untunglah
Sidapaksa singgah di padepokan kakak eyang Badawanganala, yaitu kakak
perempuan eyang Badawanganala, bernama eyang Badawangsih, yang tinggal
di padepokan Jambesinigar Eyang ini curiga pada bawaan Sidapaksa.
Sehingga ketika Sidapaksa sudah tertidur, Eyang Badawangsih membuka
bawaan Sidapaksa. Ia menemukan sepucuk surat yang mencurigakan. Yang
ternyata ada surat raja Sinduraja, maka diambilnya. Kemudian
diterawangnya, Tanpa membuka sampul surat, eyang Badawangsih, bisa
membaca surat itu, yang isinya, agar adik perempuannya, yang bernama
dewi Salokadomas, ditugaskan untuk membunuh sidapaksa, Eyang pertapa
itupun, bersemadi. Dengan kesaktiannya sang pertapa bisa nerubah isi
surat tersebut, tanpa membuka sampul surat. Keesokan harinya
berangkatlah Sidapaksa kenegeri Cemarakembar, menemui ratu Salokadomas,
adik Prabu Silakrama.Sesampai diistana adik Pabu Silakra ma,yaitu
Salokadomas ketika melihat tamunya,merasa bergairah melihat ketampanan
Sidapaksa. Namun maksud tujuan kakanya menyuruh ketempatnya, sudah tahu
sebelumnya ia diberitahu tentang rencana pembunuhan itu. Ia
menyayangkan pria tampan itu, mengapa harus dibunuh.
Rencananya ia
akan menunda pembunuhan ini. Salokadomas sementara ini tidak akan
membunuhnya dulu, ia ingin bersenang senang dulu dengan Sidapaksa barang
dua tiga hari, baru setelah itu dibunuhnya. Pembunuhan direncanakan
dengan memasukkan racun di jamuan makannya.
Sidapaksa
memberikan surat Prabu Silakrama, kepada dewi Salokadomas. Betapa
terkejut Ratu Salokadomas ketika membaca isi surat itu. Ternyata isi
suratnya lain dari perkiraannya. Mengapa justru surat itu memerintahkan
agar adiknya mengambilkan pusaka Prabu Silakrama yang sudah lama
dititipkannya, padahal pusaka itu merupakan pusaka yang menentukan
hidup matinya Prabu Silakrama..
Adiknya jadi
ragu jangan jangan surat itu palsu. Namun setelah melihat huruf demi
hurufnya, yakinlah kalau surat ini asli tulisan kakaknya, lagi pula ada
cap cincin stempel kerajaan. Karena ia sudah percaya sutat itu asli,
maka isi surat kakaknya, Prabu Silakrama, segera dipenuhi. Dewi
Salokadokas juga lupa rencananya berbuat mesum pada Sidapaksa.
Pusaka keris Nagaraja diberikannya pada Sidapaksa.
Sementara itu di puri kediaman Sritanjung dan Sidapaksa, dewi Sritanjung kedatangan prabu Silakrama.
Silakrama
minta agar Sritanjung nelayani hasrat hawa nafsu prabu Silakrama yang
sudah memuncak, Sritanjung tidak menanggapi, malah lari masuk dalam
ruang kerja Sidapaksa dan menguncinya.
Prabu
Silakrama kecewa dengan kegagalannya. Ia mengancam,akan memberi tahu
Sidapaksa suaminya. Ia akan berkata kalau Sritanjung berbuat nista,
dengan menangis nangis minta agar dirinya, Prabu Silakrama melayaninya,
karena Sritanjung tak puas dengan suaminya,
Sritanjung
tidak takut ancaman rajanya, ia bertekad lebih baik mempertahankan
kesucian dirinya pada suaminya. Kalau memang dewa menentukan garis
kematiannya ia siap menghadapinya,
Prabu Silakrama masygul hatinya, ia ternyata ketakutan juga kalau perbuatannya diketahui Sidapaksa.
Maka ia
memerintahkan, agar disetiap penjuru jalan menuju puri Sidapaksa dijaga.
Jangan sampai SIdapaksa pulang ke puri, nanti kedahuluan istrinya
memberi tahu apa yang baru terjadi. Betul juga, Sidapaksa ditemukan
sedang menuju ke purinya. Seorang prajurit mendatangi dan pergi
membawanya menghadap raja. Sidapaksa bertanya dalam hatinya ada apa
gerangan yang terjadi, mengapa ia dicegat dijalan.
Sesampai
menghadap raja, Sidapaksa diberi tahu mengenai istrinya, Sritanjung,
yang nagis nangis datang ke istana, agar dilayaninya. Karena menurut
dewi Srutanjung Sidapaksa seorang laki laki tetapi tidak bisa memuaskan
istrinya.
Mendengar itu
SIdapaksa bagai tersambar geledeg,menjadi marah. ia merasa dihina oleh
Sritanjung.Oleh karena itu Prabu Silakrama memberikan keris ligan. Keris
ligan adalah keris yang dikeluarkan dari wrangka nya kepada Sidapaksa.
Raja
memberikan keris ligan, maksudnya supaya Sidapaksa membunuh Sritanjung.
Sidapaksa bagaikan kerbau dicotok hidung, membawa keris ligan ke puri
untuk menjumpai istrinya.
Sesampai di
puri, Sidapaksa tidak terlihat istrinya. Sidapaksa mulai berteriak
teriak. Mendengar suara suaminya. Sritanjung segera keluar dari kamar
persembunyiannya. Sidapaksa langsung menyeret istrinya keluar dari
kamarnya. Sidapaksa menuduh kalau Sritanjung telah berselingkuh dengan prabu Silakrama.
Sritanjung
merncoba menerangkan apa yang telah terjadi sebenarnya. Namun Sidapaksa
sudah tidak mau mendengar suara istrinya. Ia lebih percaya omongan
rajanya daripada istrinya sendiri. Akhirnya istri rela di bunuh oleh
suaminya. Namun tidak di puri. Ia ingin mati disungai. Sesampai di tepi
sungai, Sritanjung berkata ia telah mempertahankan kesucian pada
suaninya, tetepi suaminya tidak mau percaya.bahkan mau membunuh nya.
Namun
sebelumnya ia akan mebuktikan bahwa ia tidak bersalah. Andaikata ia
nanti dibunuh akan mengeluarkan bau yang wangi pertanda ia tak salah.
Tetapi kalau amis, maka ia yang salah. Sidapaksa bagaikan orang yang
sudah gila tertawa terbahak bahak, katanya tidak mungkin ada darah bisa
wangi, palimg bacin amis. dengan tidak menunggu lama lama, Sidapaksa
menghunjamkan keris ligan pemberian rajanya kedada istrinya. tubuh
istrinya jatuh kedalam sungai, dan terbawa hanyut terbawa arus sungai
yang bening airnya. Air tempat jatuhnya tubuh istrinya, menjadi memerah.
Sidapaksa terkejut ketila ia mencium bau yang semerbak mewangi.
Sidapaksa akhirnya tahulah, kalau Sitanjung tidak bersalah, sayang sudah
terlambat, ia seorang
suami yang jahat, tidak bisa melindungi istrinya, malahan ia tega
membunuhnya. Ia mennangisi istrinya sepanjang siang dan malam.Keesokan
harinya, Sidapaksa kembali ke istana raja. Ia menghadap raja Silakrama.
Sidapaksa
menyerahkan kembali kepada rajanya, keris ligan yang diberikan kemarin,
tetapi bukan diberikan ketangan rajanya, keris itu ditusukkan kedada
Prabu Silakrama. Prabu Silakrama tewas. Namun setelah jatuh menyentuh
tanah, ia hidup lagi. Prabu Slakrama pun hidup lagi, kini ia ganti
menyerang Sidapasksa. Sidapaksa keluar istana, rajanya pun mengejarnya.
Terjadilah perkelahian hebat antara keduanya. Berkali kali raja tewas
tapi kemudian hidup lagi.
Sidapaksa menjadi demetar ketika musuhnya sangat sakti. Tiba tiba iangat keris pemberian Ratu Selokadomas.
Segera pusaka
diambil. Di acungkannya ke hadapan Prabu Silakrama. melihat keris itu
ada ditangan Sidapaksa, Silakrama tampak ketakutan melihat itu, ia
meminta Sidapeksa mengembalikan keris itu kepadanya.
Maka terjadilah perebutan pusaka, namun Silakrama tewas, tertikam keris. Tubuhnya menjadi hangus terbakar dan musnah.
Kembali
Sidapaksa menyesali dirinya yang tega membunuh istri yang setia pada
suami. Dewi Sritanjung istri paling setia. Ia mau mempertahankan
kesucian nya demi kesetiaan pada suaminya. Namun mengapa ia malah
membunuh nya. Kini Ia bingung mau pergi kemanakah ia kemanakah ia akan
pergi, kembali ke Bumiretawu tempat ibunda Sidapaksa,takut ibunya
pingsan, Atau ke Pertapaan Gisiksamodra tempat eyang badawanganala.
Pasti mereka akan menanyakan kemana Sritanjung.
Akhirnya
sidapaksa ke istana Astina menemui prabu Parikesit. Ternyata Prabu
Parikesit juga menanyakan kemana perginya bibi Sritanjung. Sidapaksa
terpaksa menceritakan apa yang telah terjadi pada mereka.
Tiba tiba
saja, Parikesit meminta pamannya Sidapaksa, malam itu juga pergi dari
Astina. Pamanda Sidapaksa akan diterima kembali asalkan bisa membawa
bibi Sritanjung ke Astina dalam keadaan hidup.
Dengan ke
putus asaan yang luar biasa, pergilah pamanda Sidapaksa entah kemana. Ia
sendiri tidak tahu kemana harus pergi. Para pembaca apa sebaiknya
cerrita ini sampai disini, dengan keputus asaan dan penyesalan
Sidapaksa, atau diteruskan lagi, agar Sidapaksa berkesempatan hidup
bersama lagi dengan istrinya, Sritanjung,***
Sebenarnya masih ada beberapa wanita lain yang memberikan pengorbanan dan kesetyaan pada suami,seperti:
Dewi Sinta
yang membakar diri, demi suami tercinta, namun suami juga belum percaya
atas kesucian dirinya,dan diulang dengan sumpah bumi, bumi akan
menelannya kalau dirinya masih suci, dan bumi pun menerima sumpah Dewi
Sinta.Dewi Sunta pun ditelan bumi. Dewi Pujawati, Dewi Surtikanti dan
juga Dewi Madrim, Dewi Siti Sendari serta wanita wanita yang lain yang
rela berkorban demi kesetiaaan mereka pada para suaminya, dengan
membakar diri di dalam kobaran api yang sedang membakar jasad
suaminya. Sedangkan dewi Arimbi membakar diri ketika puteranya, Raden
Gatutkaca serta adik adik Dewi Arimbi tewas dalam perang Baratayudha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar